Ibra dan Pep bekerja sama di Barcelona pada 2009-2010. Selama periode itu, Ibra bermain 29 kali dengan enam di antaranya sebagai pengganti di Liga BBVA dan sepuluh kali dengan satu di antaranya sebagai pengganti di Liga Champions.
Ibra mengatakan, ia kesulitan bersaing mendapatkan jatah bermain reguler dan akhirnya pindah ke AC Milan karena Lionel Messi meminta Pep memainkannya sebagai penyerang tengah, yang notabene posisi Ibra. Menurutnya, Pep tak pernah berkata jujur kepadanya soal permintaan Messi itu.
Sebagai catatan, pada musim 2009-2010, Messi bermain 35 kali dengan empat di antaranya sebagai pengganti di Liga BBVA dan 11 kali sebagai starter di Liga Champions.
"Guardiola bukan pria sejati. Ia mengorbankanku demi Messi dan tak berani berkata jujur padaku soal itu," kata Ibra kepada majalah Jerman, Spiegel.
"Memiliki penyerang seperti aku tak ubahnya membeli Ferrari. Seorang yang memiliki Ferrari akan mengisinya dengan bensin super, lalu mengendarainya di jalan tol dengan kecepatan penuh. Sementara Guardiola memilih mesin diesel dan mengendarainya ke pedesaan. Seharusnya dia membeli Fiat saja," lanjut Ibra.
Kini, Guardiola melatih Bayern Muenchen. Ibra mengaku tak menutup kemungkinan bermain untuk Bayern, tetapi hanya setelah Pep tak lagi di klub itu.
"Bayern adalah klub yang bagus, tapi aku baru memikirkan pindah ke sana kalau sudah tak ada Guardiola," tukasnya.
Ibra membandingkan Pep dengan pelatih Chelsea, Jose Mourinho, yang pernah bekerja sama dengan Ibra di Inter Milan pada 2008-2009.
"Aku rela mati demi Jose Mourinho. Dia luar biasa. Dia sangat cerdas dan motivator yang hebat. Kata-kata motivasi Guardiola di ruang ganti tak ada apa-apanya dibanding Mourinho," pungkas Ibra.