Pada laga itu, sebagian suporter membentangkan spanduk bertuliskan Komiti Skpje. Ini merupakan nama kelompok suporter ultras klub Makedonia, Vardar Skopje. Kelompok suporter ultras Schlake dan ultras Skopje selama ini bersahabat. Namun, Skopje memiliki hubungan buruk dengan klub-klub Yunani.
Dengan alasan terlalu provokatif, polsisi menyerbu kelompok suporter itu dengan menyemprotkan air cabe dan peluru karet. Polisi kemudian menyita spanduk yang membuat suporter PAOK menjadi marah. Menurut Schalke, tindakan itu berlebihan. Sebab, polisi sebenarnya bisa melakukan tindakan yang lebih persuasif, toh suporter hanya membentangkan spanduk dan tak melakukan aksi brutal.
"Penyergapan itu, bagaimanapun sangat tak layak dilakukan. Kami tak bisa menerimanya, juga tak bisa memahaminya," kata anggota dewan Schalke, Peter Peters dalam pernyataannya.
"Suporter di sebelah utara membentangkan spanduk bertuliskan 'Komiti Skopje', ultras Vardar Skopje yang merupakan sahabat dari ultras Schalke. Menurut polisi, itu merupakan bentuk agitasi," tambahnya.
Penyergapan polisi itu terjadi pada babak kedua yang sempat menyita perhatian pelatih dan pemain kedua tim. Pertandingan kedua tim dalam play-off kualifikasi Liga Champions itu berakhir imbang 1-1. (RTR)