KOMPAS IMAGES / RODERICK ADRIAN MOZES
Pemain Liverpool, Steven Gerrard bersalaman dengan pemain Indonesia XI sebelum pertandingan persahabatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2013) malam. Hasil akhir pertandingan, Liverpool menang dengan skor 2-0.
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Pembinaan Usia Dini PSSI, Timo Scheunemann, mengatakan, kedatangan klub-klub besar Eropa hanya sebatas laga hiburan belaka. Pengembangan bagi para pemain muda tak bisa dilakukan dari laga-laga melawan klub-klub Eropa tersebut.
Pada Juli 2013, Indonesia kebanjiran lawan tiga klub terkenal Inggris, Arsenal, Liverpool, dan Chelsea. Arsenal sukses menang 7-0 atas Indonesia pada 15 Juli silam, sementara Liverpool juga membawa kemenangan 2-0 pada 20 Juli 2013. Chelsea baru akan bertandingan melawan Indonesia pada Kamis (25/7/2013).
Dalam kesempatan melawan Arsenal dan Liverpool, Indonesia menurunkan beberapa pemain muda, seperti Rizky Pellu, Andik Vermansah, Taufik, Hasil Kipuw, dan masih banyak lagi. Di mata Timo, laga kali ini hanya menambah pengalaman bertanding, bukan menambah pengembangan pemain muda secara menyeluruh.
"Kedatangan Arsenal, Liverpool, dan Chelsea hanya sebatas entertainment saja. Sulit untuk mengembangkan pemain. Klub-klub itu hanya sebentar di sini. Jika pun ada coaching clinic, menurut saya tak begitu efektif," jelas Timo kepada Kompas.com. "Pertandingan-pertandingan itu sudah berada di level akhir dari pengembangan pemain muda. Timnas merupakan sasaran akhir. Jadi, kita tidak bisa melihat kedatangan klub-klub itu sebagai bentuk untuk mengembangkan pemain muda," pungkasnya.