MUENCHEN, KOMPAS.com - Jelang leg kedua semifinal Liga Champions melawan Barcelona, Direktur Klub Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge angkat bicara mengenai prospek timnya, serta ambisi "Die Roten" menjadi klub terbaik di dunia. Menurut Kalle, sapaan akrab Rummenigge, kemenangan 4-0 di leg pertama belum cukup untuk menuntaskan misi Bayern melangkah ke babak final Liga Champions untuk ketiga kalinya dalam empat tahun terakhir ini.
Kepada Felix Seidel dari tabloid Bild, pria yang juga pernah menjadi penggawa tim nasional Jerman ini berbicara mengenai kebijakan transfer Bayern, ancaman Bundesliga akan dilanda kebosanan, hingga masalah yang menimpa Uli Hoeness.
Berikut kutipannya:
Tanya: Bayern menang 4-0 melawan Barcelona di leg pertama. Sudah cukupkah untuk Bayern agar bisa ke final di Wembley 25 Mei 2013 nanti?
Rummenigge: Saya tak mau bersantai-santai (dengan pemikiran semacam itu). Pekerjaan kami belum selesai. Barcelona pasti akan mencoba segala cara untuk menang, dan kami harus bermain penuh konsentrasi agar tak membahayakan posisi kami - dan untuk mencapai babak final.
T: Siap dengan "badai serangan" dari Barca?
R: Barcelona punya kekuatan serangan yang sangat kuat, dan mereka akan menggebrak sejak awal, seperti pertandingan melawan AC Milan setelah mereka kalah 0-2. Saat itu pertandingan baru berjalan lima menit dan Messi sudah mencetak gol, dan mereka pun menekan Milan. Kami harus menghindari kejadian tersebut terulang pada kami.
T: Kalau begitu, apa kemenangan 4-0 di Muenchen belum menjadi pergeseran kekuatan di puncak sepak bola Eropa?
R: Saya ingin berhati-hati saat membahas hal seperti ini. Barcelona sudah mendominasi Eropa selama 6-7 tahun belakangan dan tiga kali juara di Liga Champions. Kami kini sudah setara dengan mereka, dan kami harus berusaha untuk mempertahankan posisi tersebut di tahun-tahun ke depan. Untuk mencapai hal tersebut, kami punya kualitas memadai.
T: Bayern kini menjelang final Liga Champions ketiga selama empat tahun ini
R: Masuk final Liga Champions lagi akan sangat fantastis. Kami bermimpi jadi klub terbaik di dunia, dan kesempatan itu ada di musim ini. Kami sudah menjuarai Bundesliga dan masuk final DFB Pokal. Kalau kami juga bisa masuk ke final Liga Champions, kami punya peluang meraih treble. Itu prestasi yang bahkan tidak bisa kami raih semasa (Franz) Beckenbauer, (Gerd) Mueller) dan (Sepp) Maier.
T: Bayern juga sempat mendapat kritikan, seperti dari presiden Borussia Dortmund Hans-Joachim Watzke dan manajer Mainz Christian Heidel mengenai komunikasi dalam hal transfer pemain. Apa Bayern sudah kehilangan gaya komunikasi yang baik?
R: Pekerjaan kami adalah melakukan kebijakan transfer yang baik untuk klub, demi meningkatkan kualitas tim. Selama tidak ada kesepakatan yang tercapai, kami tak bisa bicara apa-apa atau sekadar mengangkat telepon dan mengatakan: "hei, kami sudah mencapai kesepakatan dengan Mario Goetze"
T: Terutama karena transfer ini membuat pihak klub lawan kesal?
R: Saya tak percaya kalau kami sudah kehilangan gaya kami. Tapi saya yakin bahwa di antara kolega-kolega saya (Watzke dan Heidel) ada kekecewaan karena mereka kehilangan pemain yang hebat. Mainz kehilangan Jan Kirchoff yang pindah ke Bayern, tanpa buy-out clause. Pastilah menyakitkan. Dan ketika Dortmund kehilangan pemain terbaiknya, pastilah itu membuat mereka kesal, bahkan meski mereka mendapat banyak uang dari situ. Saya paham soal itu karena kalau saya kehilangan Franck Ribery saya pun pasti akan kesal. Tapi Goetze punya buy-out clause dalam kontraknya yang memungkinkan dia untuk pindah.
T: Tapi Ribery punya kontrak hingga 2015, tanpa buy-out clause
R: Benar. Jika Anda memberi kesempatan pada pemain untuk memutuskan kontrak, pada akhirnya Anda tak bisa menyesali hal tersebut. Karena itu di kontrak setiap pemain Bayern tidak ada buy-out clause.
T: Termasuk dalam kontrak Mario Goetze nanti?
R: Benar. Dia tak akan punya buy-out clause. Walau sempat ada usulan demikian tapi kami menolaknya.
T: Menurut Guenter Netzer, Goetze adalah bakat terbesar dunia.
R: Kalau seorang pakar seperti Netzer sudah berkata begitu, saya tak akan membantah. Tak diragukan lagi bahwa Mario adalah pemain super.
T: Lalu kapan Bayern akan membeli penyerang Dortmund Robert Lewandowski?
R: Kami tak ingin membahasnya. Saya sudah membaca kabar bahwa ia siap bergabung dengan kami, dan kami sudah membantahnya. Tak ada lagi yang bisa dibicarakan mengenai masalah Lewandowski.
T: Berapa nama yang sudah ada di daftar belanja Pep Guardiola (pelatih Bayern musim depan)?
R: Jupp Heynckes sudah mewariskan Pep sebuah tim yang sangat solid. Dalam setiap pembicaraan dengan kami, Pep pun sudah menyatakan demikian: "Anda punya tim yang berkelas". Karena itu tak ada terlalu banyak hal yang harus dilakukan. Pep pun sangat puas mengenai kontrak Mario Goetze. Ia sudah mengirimi saya e-mail mengucapkan selamat atas transfer Goetze. Untuk selanjutnya seperti apa, saya sudah belajar dari semasa saya di Italia untuk tidak membeberkan rencana apapun ke publik.
T: Setelah musim ini, apa Jupp Heynckes jadi pensiun?
R: Saya tidak tahu. Saya rasa Heynckes pun tak ingin berbicara soal itu, dan karenanya saya tak ingin bertanya. Tapi namanya memang disebut-sebut jadi incaran banyak klub.
T: Kecuali mungkin Schalke. Mereka sedang bernegosiasi dengan Stefan Effenberg untuk posisi pelatih.
R: Matthias Sammer (direktur olahraga Bayern) menjalani kursus kepelatihan bersama Stefan Effenberg. Dia pastilah sangat terlibat dan menunjukkan dirinya dengan sangat baik. Saya tahu bahwa Effe akan jadi pelatih yang baik, dan yakin jika Schalke mempercayakan Effe sebagai pelatih mereka, itu adalah pilihan yang tepat sekali. Meski belum punya pengalaman sebagai pelatih, ia sudah punya pondasi bagus sebagai komentator sepak bola. Kini ia harus mempraktekkan keahliannya.
T: Bukankah Bayern sempat mengajak Effenberg menjadi pelatih tim amatir?
R: Jika Effe punya kesempatan melatih di Bundesliga, ia harus mengambil kesempatan itu. Yang bisa saya tawarkan hanya itu.
T: Apakah Effenberg harus menghadapi Bundesliga musim depan yang akan bernuansa seperti Liga Skotlandia (hanya didominasi satu klub) karena Bayern mendominasi segalanya?
R: Nuansa Liga Skotlandia itu istilah yang dibuat oleh Dortmund. Semua klub harus berusaha saling mengimbangi. Setiap klub Bundesliga pasti menginginkan kompetisi yang menarik. Di sisi lain Bundesliga juga harus memenangkan gelar dan unjuk gigi. Semua orang bereaksi seakan-akan Bayern memenangkan Bundesliga enam musim berturut-turut. Lupa kalau kami gagal dua tahun berturut-turut?
T: Tidak khawatir Liga akan membosankan?
R: Saya tak khawatir mengenai keatraktifan Bundesliga. Suasana seperti di Liga Skotlandia takkan terjadi di sini. Kami pernah punya sedikit atmosfer Liga Spanyol. Di tahun 70-an Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund mendominasi, sekarang ada Bayern dan Dortmund. Saya yakin Dortmund akan terus mengganggu kami. Mereka tak akan menyerah pada kami.
T: Apa masalah yang menimpa Uli Hoeness berpengaruh pada suasana klub?
R: Ini merupakan situasi yang harus disikapi dengan serius dan bermartabat. Kami harus memastikan bahwa klub - terutama seluruh tim - tak terpengaruh. Sejauh ini usaha tersebut berhasil.
T: Anda juga mendampingi Hoeness di saat sulit seperti ini?
R: Uli sangat tegang karena persoalan ini. Hal ini tak bisa disikapi dengan sikap santai. Saya sudah mengatakan bahwa saya adalah temannya, dan seorang teman akan hadir di saat susah, bukan hanya di saat senang. Saya sangat menghargai Uli Hoeness dan hal yang dilakukannya bersama klub.
T: Apakah lebih baik Hoeness berhenti sementara dari jabatannya?
R: Soal itu hanya dia dan dewan penasehat klub yang bisa memutuskan.
