JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Persiwa Wamena, Agus Susanto, berencana mengajukan banding atas sanksi larangan bermain seumur hidup yang diterima pemainnya, Edison Pieter Rumaropen. Agus menilai, keputusan Komisi Disiplin PSSI melarang Pieter beraktivitas di dunia sepak bola seumur hidup dinilai cukup memberatkan.
"Kami sudah menyiapkan materi banding dan kami akan menyerahkannya ke Komite Banding pada tanggal 3 Mei mendatang," jelas Agus saat dihubungi wartawan, Selasa (30/4/2013) siang.
Agus menjelaskan, ada tiga materi yang akan diajukan kepada Komisi Banding. Pertama, Persiwa keberatan terhadap sanksi seumur hidup kepada Pieter Rumaropen. Kedua, Persiwa mempertanyakan keputusan Komdis yang tidak menghadirkan ofisial klub dan Pieter pada sidang Komdis.
"Pieter dan Persiwa perlu hadir di sidang Komdis untuk menjelaskan kenapa sampai terjadi peristiwa itu. Ketiga, kami ingin Komisi Banding melihat jalannya pertandingan. Kenapa bisa terjadi seperti itu? Kami memohon Komisi Banding meninjau keputusan Komdis. Kami berharap adanya peringanan hukuman," beber Agus.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pieter dijatuhi hukuman larangan seumur hidup beraktivitas di sepak bola oleh Komdis PSSI, karena terbukti bersalah memukul wasit Muhaimin saat melawan Pelita Bandung Raya (PBR) di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/4/2013).
Pemukulan yang dilakukan Pieter bermula ketika wasit Muhaimin memberikan hukuman penalti kepada Persiwa. Keputusan itu muncul setelah pemain PBR, Nova Arianto, dijatuhkan Onorionde Kughegbe di kotak terlarang.
Karena merasa tekel Kughegbe bersih, sejumlah pemain Persiwa memprotes hukuman penalti tersebut. Saat itulah Pieter memukul Muhaimin. Akibatnya, Muhaimin terluka dan luka itu harus dijahit. Ada tiga jahitan besar dan satu jahitan kecil di sisi kiri bibir Muhaimin.
0 Comments
