Hal tersebut disampaikan ketua komdis PSSI Hinca Pandjaitan. "Tidak ada panpel yang bisa kami hukum, karena pertandingannya kami anggap tidak ada. Panpel tidak salah, mereka tetap menggelar pertandingan karena diperintahkan LPIS," ujarnya setelah sidang Komdis, Rabu (19/9/2013).
Komdis sudah menjatuhkan sanksi pada LPIS berupa peringatan keras untuk segera mematuhi keputusan PSSI. LPIS pun harus menjadwal ulang kompetisi dengan tidak mengikutsertakan klub-klub yang sudah didiskualifikasi dalam waktu sepekan ke depan. LPIS pun wajib mengikutsertakan semua klub anggotanya dan PSSI dalam merangkai ulang jadwal tersebut.
Ditemui terpisah, CEO PT LPIS Widjayanto mengatakan, dalam sidang pihaknya menjelaskan bahwa pertandingan PSS dan Persis memang tetap digelar meskipun disadari situasi antarsuporter mulai panas. Pasalnya, akan terjadi kerugian besar jika pertandingan tersebut dibatalkan.
"Kami juga jelaskan bagaimana panitia pelaksana berusaha melakukan pengamanan dan penertiban saat itu. Selain itu, kami juga menjelaskan LPIS tidak menganggap Persis Solo sudah didiskualifikasi. Sebab dalam data kami, mereka hanya satu kali WO," ujarnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, berdasarkan data LPIS, Persis hanya melakukan WO satu kali, yaitu saat melawan Persifa Fak-fak. Namun Komdis PSSI menganggap Persis juga melakukan WO saat melawan Persemalra Tual. Padahal menurut Widjayanto, saat itu, Persemalra sendiri sudah mengundurkan diri dari kompetisi.
"Waktu itu kami sudah melaporkan masalah Persemalra ini ke PSSI. Hanya saja ketika itu keadaan organisasi sedang kacau jadi tidak ada tanggapan atau jawaban soal itu. Karena itulah kami tetap menggelar pertandingan yang diikuti Persis Solo," tutur Widjayanto.
Lepas dari perbedaan data tersebut, PSSI tetap pada keputusannya untuk mendiskualifikasi Persis. Pasalnya, tidak pernah ada laporan LPIS sebelumnya soal aksi WO Persis. Klub pun tak bisa mengajukan banding perihal status diskualifikasi, dan hanya bisa mengajukan banding mengenai jumlah dendanya.